Our


Straight

 

Tuhan, berikan aku banyak cobaan, tetapi tuhan menitipkanmu. Aku meniti dari segala luka, namun aku tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya, sebab keberadaanmu lah obat dari segala lukaku.

 

Kamu adalah kehabagiaan yang tidak mampu kubukukan, sekalipun kelak aku akan menjadi penulis handal. Kamu adalah kebahagiaan yang tidak akan pernah muat terbingkai, walaupun kita sering mengabadikan segala hal. Kamu adalah kamu, peri cintaku, menyapu segala duka hati yang kerap menggulungku, menelangsakanku. Tetapi sekali lagi aku berkata kembali, tuhan mengirimkanmu sebagai penopangku, melengkapi tulang rusukku, menahanku saat aku dijatuhkan dunia, membuat duniaku kembali seperti sedia kala saat segala hal kurasa limbung.

 

Aku tidak ingin bersumpah demi apapun bahwa aku sangat mencintaimu. Aku selalu bersyukur, atas ini. Atas cinta yang tuhan semayamkan secara kekal di dalam hatiku, cinta ini jauh lebih kokoh ketimbang produk amerika, karena ini titipan langsung dari sang pencipta dunia.

 

Aku pernah menggigil jauh lebih parah dari hari ini, dan kamu pun berada di sana saat itu, menghangatkanku dari kejamnya angin malam. Kapanpun, berapa banyak pun, segala hal yang kuucapkan, apapun itu, tidak akan mampu memuaskanku untuk terus berterimakasih kepada pencipta alam pula kepadamu, dewi malamku.

 

Ratusan kata kuuntai, namun hal ini akan menjadi sangat kecil ketika tanganmu menggenggam tanganku, meredakan rasa bimbang yang mendera hatiku terus menerus. Kamu bahkan lebih dari sekedar itu, bukankah sudah kubilang, jutaan kata tidak akan mempunyai makna jika senyummu sudah tercipta, meredahkan segala amarah yang sangat sesak memenuhi hatiku. Terimakasih.

 

Terimakasih untuk itu, untuk segala teguh dan kuatmu menemaniku, aku tidak iri kepada siapapun bahkan kepada prince Harry yang telah menikahi Kate Middleton yang kata orang maha cantik itu. Aku memilikimu, kau jauh lebih berharga ketimbang euforia dunia.

 

Entah hatimu terbuat dari apa, yang pasti aku akan terus berusaha mengimbangimu, ada di tiap kamu merasa dunia menjauh, merasa segala hal yang kamu pandang berubah menjadi monokrom, kupastikan aku akan ada di sisimu, membelai punggung tanganmu lembut, tanpa kata. Ya, mungkin hanya aku lah seorang penulis yang tidak romantis, seorang penulis yang selalu kaku jika sudah menatapmu, itu semua karena aku terlalu mencandu kehadiranmu, kebersamaan kita.

 

Mungkin aku bisa membuaimu lewat tulisanku, namun tidak pernah dengan lisanku, aku tahu.

 

Aku memang tidak sebaik dan sesempurna pria-pria yang pernah mengisi hatimu, menyeruakan kebahagiaan di sekujur syarafmu. Membuatmu tidak berhenti tersenyum itu bukan keahlianku, mungkin kamu sering membenciku, meruntukiku dengan segala keluhmu, karena aku tidak sesempurna pendahuluku, tidak apa-apa aku sangat mengerti dan menerima, sebab itu aku selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik, pria terbaik yang pernah mengisi hidupmu, aku harap kita akan menua bersama.

 

Duduk bersama di pelaminan nantinya, lalu tertawa bersama di kala perutmu membuncit karena mengandung anak kita, berdiskusi banyak hal bersama jabang bayi yang kau kandung nantinya. Kemudian, kita akan cemas bersama di saat persalinanmu tiba, kupastikan ada di sisimu saat kamu melakukan transformasi sebagai wanita yang seutuhnya. Saat itu tiba aku akan menggengam tanganmu, mungkin aku tidak akan banyak bicara kala itu, aku hanya akan membelai punggung tanganmu dengan ibujariku, menyeka peluh yang mengucur dari dahimu, lalu aku berbisik. “Berjuanglah demi cinta kita” secara masygul.

 

Aku pastikan, aku akan jauh lebih giat mencari uang, untuk menghidupi kalian. Ya, umpama telah berganti, dari kita menjadi kalian. Karena hidupku nanti hanya di dedikasikan untuk kalian, aku akan membuktikannya.

 

Saat malam tiba, aku akan menyanyikan lagu yang pernah ayahku nyanyikan dulu sebagai mantra pengantar tidurku kepada anak kita. Lalu kamu membelai jagoan atau puteri kita nanti sebelum ia tidur, sesekali membacakan dongeng jika suara sumbangku tidak mampu membuat mereka tertidur.

 

Mereka? Tentu! Kamu dan aku, kita! Kita tidak hanya mempunyai satu anak bukan? Dua, ya aku ingin dua, jagoan dan tuan puteri yang lucu dan menggemaskan, sepertimu. Jika kamu ingin lebih, kita bisa diskusikan setelah malam pertama.

 

Saat mereka tumbuh dewasa dan kita mulai menua, kuyakinkan kepada diriku sendiri bahwa aku akan senantiasa bahagia. Terus bahagia sampai kebahagiaan itu tidak mampu lagi kurasakan selamanya, tentu bahagia itu akan berhenti saat jantungku berhenti berdetak selamanya, kuharap tuhan menghentikan jantungku saat aku telah melihat rambutmu memutih.

 

Kita, aku-kamu dan para malaikat kecil kita nanti akan berfoto dengan senyum yang merekah sempurna saat prosesi wisuda anak-anak kita. Dikala tubuhku tidak lagi sesolid pertama kita bertemu, dikala wajah cantikmu bertambah seratus kali lebih angun dari pertama kali kita bertemu. Namun aku yakin, cintaku masih tetap sama seperti saat pertama kali aku limbung ke dalam hatimu.

 

Aku akan menjadi wali anak perempuan kita nanti, kuharap tuhan memberikanku kesempatan itu. Kita akan ber-dejavu bersamaan, menyaksikan anak kita tidak lagi menjadi tanggung jawab Ayah dan Ibunya, ya, kau dan aku.

 

Setelah itu, kita akan hidup berdua, kembali berdua saja. Menikmati masa tua, menikmati tiap inci kebersamaan kita saat segala hal mulai menua, layaknya kita. Aku akan selalu bahagia tiap melihat helai rambut kita memutih, karena itu membuktikan satu hal! Cinta mampu menembus zaman, bahkan saat rambut yang banyak orang juluki organ terkekal pun melunglai, cinta kita masih tetap sama, malah bertambah kuat nantinya, aku pastikan cintaku akan selalu menguat walau seluruh rambutku memutih nantinya.

 

Duduk-duduk dibawah pohon di belakan pelataran rumah, saat fajar dan senja menyapa. Itu akan menjadi kegiatan tua kita yang menyenangkan. Aku lupa! Tiap detik yang kuhabiskan denganmu pasti akan terasa menyenangkan, bahkan di kala kamu meneriakiku karena beberapa masalah yang mendera kita, aku akan merasakan hal bahagia, karena hal itu membuktikan kamu juga mencintaiku. Cinta yang baik, cinta yang tidak akan melukai sesama, cinta yang tidak melulu mengandalkan rasa curiga, cinta yang tidak hanya berkembang saat harta bertahta.

 

Kuyakin hari tua kita akan tetap sama, senyummu yang akan membuat seluruh hal di hari tua kita terasa sama. Senyummu pasti masih akan tetap menggemaskan walau terkuak di balik tubuh rentamu. Namun tatapanmu yang sudah tidak secemerlang dulu masih akan tetap mengundang rinduku, akan selalu begitu karena cintaku hanya untukmu.

 

Saat malam hari kita akan berdiri atau bahkan duduk jika kita punya bangku di balkon kamar. Dengan dua gelas teh yang menemani kita menyaksikan pertunjukan malam. Sekarang apa kamu menyadari sesuatu? Kebiasaan malam kita, menikmati pertunjukan malam berdua, hanya berdua saja. Hal itu akan selalu sama, kupastikan sampai tua hobi saat malam hari kita akan tetap sama.

 

Atau mungkin saat bulan menyapa kita rendah, syahwat akan bertahta di dalam tubuh renta kita, merajukku untuk membelaimu dengan segala keagungan yang kita ciptakan. Bergumul dengan penuh santun seperti nanti di malam pertama, aku tidak pernah sabar menunggu waktu itu.

 

Saat adzan subuh berkumandang kita akan kembali kefitrah kita sebagai manusia. Lalu saat fajar kita akan kembali duduk menikmati sinar mentari yang hangat, walau tidak selalu. Tetapi percayalah, bahkan kala mentari pagi tidak mampu lagi menghangatkan bumi, aku senantiasa akan selalu membuatmu hangat karena keberadaanku.

 

Kita akan bercerita tentang masa dulu, kini dan waktu nanti, bagaimana aku dan kamu tertawa lepas saat malam mempertemukan kita. Saat pagi memberikan semangat kita, saat senja membingkai segala romansa yang kita ciptakan, pastinya.

 

Haaah… segala hal terbayang amat indah di pelupuk mata, aku sungguh tidak sabar menjalani angenda kita.

 

Selamat malam dewi malamku, selamat tidur. Terus bahagia karena cintaku, dan jangan pernah berhenti membuatku lapang dengan cintamu.

 

Apa perlu aku katakan lagi kalau aku mencintaimu?

 

Rasanya perlu.

 

 

Aku sangat mencintaimu. Terimakasih untuk malam ini.

24 komentar di “Our

  1. Dari judulnya aku jadi penasaran isi tulisan ‘Straight’ ini gimana sih? Satu kata untukmu Figi: tulisan ini menarik!

    Mungkin, dari sudut pandang orang yang ga ngerti atau ga suka sastra tulisanmu ini terlihat lebay.
    Tapi, kalau menurut orang yang ngerti atau suka sastra kata-kata yang kamu pilih indah dan cantik. Mantap! Cocok dah kamu disebut sang penyair atau pujangga he..he..

    But, aku punya kritikan nih buatmu masa sich Prince Harry yang married sama Kate Midleton? Yang bener kan Prince William

    Keep writing yach…. Peace!

  2. oke ini cerita straight,,menarik
    klu gaya tulisan yg hampir smuanya isinya syair dan puisi kayak tulisanmu Figi ngingati aku ma novel Saman aku lupa pengarangnya hampir mirip gayanya,tp dia lbh ke satir dan mendobrak hal2 tabu dari tulisannya klu kamu Figi lbh ke romance dan sweet jd bisa dibaca smua kalangan.
    oke keren dan menarik

Tinggalkan komentar