Floque – Perkamen 8


Logo Jubilee(resize)

Chapter Eight : Beginning to the end.

 

Aku terus memacu langkahku, nafasku sedikit tak beraturan, keringat ku mengucur dari pelipis dan mengalir ke pipiku. Ku lihat Steffano mengejarku dari belakang, namun tak ku gubris. Aku terus mempercepat lariku. Nafasku terasa tersengal, namun kurasa aku bisa mengaturnya, kuhembuskan nafasku panjang, dan menghirup oksigen sebanyak mungkin. Aku tidak mau menyerah, aku harus bisa melakukannya, karena aku tidak mau di pandang sebelah mata.

Aku menoleh kebelakang sebentar, ternyata bukan hanya Steffano yang mengejarku, tapi juga ada kak panca. Mereka terlihat begitu antusias mengejarku. Namun aku tidak mau menyerah.

Dan ketika aku hampir sampai tiba-tiba Chloe berteriak, “DAVE, AWWAAASSSSS!!!” teriakannya begitu kencang, mungkin apabila aku sekarang berada di sampingnya maka aku akan tuli seketika.

Dari sudut mataku aku bisa melihat kalau bola itu sudah mendekat ke arahku, ternyata Steffano mengoper bolanya ke kak Panca yang kebetulan lebih dekat denganku. Kemudian kak Panca melemparnya ke arahku. Aku pun langsung menghindar dengan membungkukan badanku. Dan, yah. Bola itu meleset jauh keluar dari garis.

“Horreeeeeeee…” teman-temanku berteriak bersamaan. Lalu mereka berlari berkejaran untuk masuk ke kotak permainan. Aku berlari menuju kotak penunggu. Namun sebelum sampai Amanda meraih tubuhku.

“Oh thanks Mother Theresa, akhirnya kamu bisa Dave,” Amanda antusias menggoyang-goyangkan badanku.

“Iya..iya, yasudah kamu cepetan sana lari, nanti kamu kena pukul!” namun sebelum Amanda mengiyakan perintahku, Cassie menarik tangan Amanda.

“Lo mau bikin kita kalah? Cepetan lari!” Cassie menarik Amanda dan berlari ke kotak permainan.

Aku sampai di kotak penungu dan mengatur kembali nafasku yang tak beraturan. Ku lihat kak Panca mendengus kesal karena lemparannya meleset. Namun, Steffano malah tersenyum ke arahku dan memberikan jempol ke arahku. Dan memberiku ciuman dari jauh. Dasar! Dia itu memang selalu menggodaku, bahkan dalam keadaan seperti ini.

Pluit panjang berbunyi, itu tandanya permainan usai dan di menangkan oleh kelasku dengan skor yang sangat tipis. Hari ini memang kelasku mengadakan pertandingan bola kasti dengan kelas Steffano. kami memilih bola kasti karena kami bosan bermain baseball, lagian bola kasti juga permainan yang seru. Dan kami sudah lama tidak memainkannya.

“Horreeeeee” semua anak kelasku terlonjak riang gembira. George, Nick, Thomas, Nial, dan beberapa anak cowok kelasku berlari ke arahku dan memeluk tubuhku. Sumpah, aku merasa senang sekaligus gelisah. Senang karena menang dan tubuh mereka yang keren serta bermandikan keringat menempel ke tubuhku, karena di situ ada sensasi tersendiri. Gelisah karena mereka membuatku nervous, dengan pelukan-pelukan mereka. Bahkan aku bisa merasakan gundukan di celana mereka,  karena celana olah raga kami memang tipis.

Setelah sesi berpelukannya selesai, mereka semua mengajaku ke ruang ganti. Akupun mengikuti mereka. Dan ketika masuk ke ruang ganti, ternyata anak-anak kelas XI sudah ada di dalam. Ada kak Panca dan juga Steffano disitu.

Kak Panca mendekatiku, “Congrats yah Dave,” dia berkata sambil menjabat tanganku,”Sebenarnya aku tadi pengen ngenain kamu bolanya, tapi karena aku gak tega jadi aku sengaja memelesetkan saja bolanya,” dia tertawa ke arahku.

“Dasar! Itumah bisa-bisanya kak Panca saja. Bilang aja kalau kak Panca nggak mau di bilang kalah,” aku melipat kedua tangaku di depan dadaku. Namun kak Panca malah menoel daguku.

“Dasar kamu yah,eeeuughhhh” anak-anak pun tertawa bersama.

“Selamat yah Darl..euh..Dave,” ucap Steffano ke arahku. Dia menjabat tanganku.

“Makasih yah Steff,” ucapku.

“Wait..wait..wait! kok kamu manggil aku Kakak, tapi manggil Steffano pake namanya? Padahalkan kita sekelas?” Tanya kak Panca bingung.

“Ehm…ehhmm” aku bingung mau jawab apa, karena memang dari dulu Steffano yang meminta di panggil namanya saja.

“Karena kita memang sudah akrab, iya nggak Dave?” Steffano merangkulku, dan itu membuatku merasa terlindungi.

“I..iy..iya..” aku ikutan berbohong.

Kak Panca mengangukan kepalanya, “Owh gitu, yaudah kao gitu aku mau showeran dulu yah!” dia meninggalkan kami.

Teman-temanku pun juga sedang asik bershower ria dan berganti baju. Sebenarnya aku paling benci sekaligus senang kalau disini. Benci karena mereka itu dengan leluasanya mempertontonkan tubuh bugil mereka tanpa berfikir kalau ada yang gelisah dengan kelakuan mereka. Bahkan kata Steffano ada anak yang berlomba adu kebesaran alat kelamin mereka. Dan yang paling gila adalah ,mereka bernah lomba jerk off. Aku tidak bisa membayangkan kalau waktu itu aku ada. Pasti aku akan sangat gelisah.

“Dave, aku tahu dimana tempat yang aman,” dia berbisik pelan ke arahku, kemudian dia pergi menuju ke salah satu toilet di sudut ruangan yang paling pojok. Sebelum dia menutup pintunya dia menengok kanan dan kiri kemdian dia menggerakan mulutnya ke arahku. Dari gerakan bibirnya aku tahu kalau dia bilang aku disuruh menunggu sebentar.

Tak berapa lama pintu itu terbuka, dan tangan Steffano terlihat melambai ke arahku. Akupun hanya bisa tertawa melihat tingkahnya. Dia itu terkadang bertingkah sangat menggemaskan. Kemudian berjalan ke arah toilet tersebut dengan perasaan yang tak menentu. Aku masih belum tahu apa yang akan terjadi. Karena selama kami menjalin hubungan belum ada hal ekstrem yang kami lakukan. Paling jauh hanya kissing saja, tidak lebih.

Ketika aku sudah di bibir pintu Steffano langsung meraih tangaku. Seketika aku sudah ada di dalam toilet tersebut.

Toilet sekolah kami memang luas. Jadi walaupun lima orang masuk kedalam satu toilet pun masih bisa menampung. Apalagi kalau hanya berdua seperti sekarang ini.

Kami berdua hanya terdiam satu sama lain. Aku tidak berani menatap wajahnya saat ini. Karena itu akan membuat pipiku merona. Akupun hanya bisa menundukan kepalaku. Namun Steffano meraih daguku dengan tangannya. Menyuruhku untuk menatap wajahnya yang membuatku salah tingkah. Dia tersenyum lebar ke arahku, menambah kesan manis wajahnya. Matanya yang tajam menatap ke arahku. Entah karena apa tiba-tiba saja aku memejamkan mataku.

Aku tidak berharap kalau dia akan menciumku. Oke, baiklah. Sebenarnya aku memang berharap, tapi itu bukanlah alasan terkuatku untuk menutup mataku sekarang. Aku hanya tidak bisa terus menerus menatap matanya. Karena matanya itu bagai candu, semakin aku menatapnya maka aku semakin menginginkan lebih. Dan ketika matanya bertemu mataku itu bagaikan elang yang ingin mencengkeram kucing. Eh tungu dulu, memang elang doyan kucing? Entahlah mungkin saja bagai elang yang ingin mencengkeram tikus. Tapi tikuskan terlalu kecil untuk dimakan, memangnya elang kenyang yah makan daging tikus? Sudahlah, malah jadi ngomongin elang kan.

Satu, dua, tiga, empat, hingga hitungan ke Sembilan tidak ada yang terjadi. Bahkan aku tidak merasa sapuan bibir Steffano di bibirku. Tunggu dulu! Memangnya aku tadi lagi minta di cium yah? Akupun membuka mataku. Dan ketika aku membuka mataku tiba-tiba Steffano memiringkan wajahnya, dan bibirnya meraih bibirku. Dia menyandarkan badaku di dinding toilet. Dia memiringkan wajahnya bergantian. Sebenarnya aku bukannya tidak mau bersyukur dengan hidung mancungku. Tapi karena hidungku mancung begitu juga dengan hidung Steffano, itu membuat kami agak susah ketika berciuman. Karena selalu saja mentok. Akhirnya kami harus mensiasatinya dengan memiringkan wajah kami.

“Emmpphhh..empphh..” dia mendesah sambil terus menciumiku. Akupun semakin tak berdaya di buatnya. Ciumannya itu membuatku terlena. Akupun hanya bisa pasrah.

Ciumannya yang tadi hanya di bibirku, kini beralih ke leherku. Dia terus menciumi leherku, terus turun ke dadaku. Dia melepas kaos olah ragaku. Akupun melakukan hal yang sama, aku menarik ke atas kaos olah raganya. Memperlihatkan badannya yang rata. Tidak sixpcak sih, namun  cukup kencang. Akupun menjadi tidak tahan untuk menjamah badannya. Ketika dia hendak menciumi leherku kembali, aku menolaknya. Malahan sekarang aku yang menciumi lehernya.

Rasanya itu beneran bikin nagih. Antara manis, gurih dan asin, tapi nikmat. Itulah keringat Steffano. Ciumanku semakin menjadi. Kini ciumanku sudah turun ke dadanya yang cukup bidang. Kusapukan lidahku disana, lalu ku kecup-kecup dadanya. Dan ketika lidahku bersentuhan dengan nipplesnya, itu merupakan hal paling nakal yang kulakukan. Karena selama ini biasanya hanya Steffano yang bermain dengan nipplesku, tapi aku ingin membalas sekaligus mengerjainya, bagaimana rasanya ketika nipplesku dipermainkan.

Desahan Steffano makin menjadi. Itu membuatku semakin bergairah. Setelah kuhisap kedua nipples Steffano secara bergantian, aku menyapukan lidahku ke perutnya yang rata. Kumainkan lidahku disana, yang membuat tubuh Steffano makin menggeliat. Sapuanku turun hinga ke perbatasan celananya. Aku memandang ke arahnya terlebih dahulu, untuk tahu apakah dia mengijinkanku untuk melakukan hal yang lebih jauh kepadanya.

Steffano menatap ke arahku, kemudian mengangukan kepalanya. Akupun antusias. Kutarik celananya kebawah, dan di depan mataku terpampang jelas underwear Andrew Christian berwarna biru. Dan didalamnya terdapat segumpal daging segar nan hangat dan juga keras. Aku bisa melihatnya karena tercetak jelas di underwearnya.

Perlahan aku menarik underwearnya hingga akhirnya terlepas dan memperlihatkan benda yang selama beberapa bulan eh ralat beberapa tahun ini aku dambakan. Seperti yang aku bilang, kami sudah jadian selama hampir lima bulan, tapi aku suka dia dari aku kelas satu SMP, dan kita belum pernah melakukan hal yang terlalu jauh. Karena memang Steffano belum mau, begitu juga denganku. Namun kali ini aku merasa begitu excited dan bergairah.

Kulihat ada cairan bening di ujung galns penisnya. Kata Jeremy itu namanya pre cum. Dia bilang rasanya gurih. Karena aku penasaran, akupun menjilatnya. Dan itu membuat tubuh Seffano bergetar. Ternyata benar kata Jeremy. Rasanya memang gurih. Akupun melanjutkan aksiku dengan memasukan penisnya kedalam mulutku. Untuk newbie sepertiku memang agak susah, karena terkadang aku sedikit tersedak ketika penis Steffano menghantam ujung rongga mulutku. Tapi aku mencoba untuk menguasai permainan kali ini. Kata Jeremy, just do it like a gay porn videos but more slowly. Akupun mencoba semaksimal mungkin hingga akhirnya mulai terbiasa.

Stefano semakin kegelisahan. Dia memejamkan matanya tapi badanya terus saja menggeliat. Tangannya memegang kepalaku dan menyuruhku untuk memasukan penisnya lebih dalam. “Ehhmmpphh..eehhmmpphh. I’m coming ,” rancaunya. Dan tak lama kemudian kurasakan cairan hangat memenuhi rongga mulutku, sebagian malah membuatku agak tersedak. Dan rasanya itu manis, asem, asin pokoknya nano-nano deh.

Aku dan Steffano mengatur nafas kami yang sedari tadi tidak beraturan. Kemudian kita membilas badan kami secara bergantian. Kami saling menyabuni punggung kami masing-masing. Dan membilas badan kami masing-masing.

***

“Jadi cuman sejauh itu hubungan kalian?” Tanya Cassie. Akupun hanya menganggukan kepalaku.

“Not bad,” sahut Amanda.

“Apanya yang not bad? Justru malah so clumsy. Masa kalian jadian selama hampir lima bulan cuman sekedar sucking and muma,” sergah Chloe, dia menatap aneh ke arahku.

“Muma?” Amanda mengerutkan dahinya ke arah Chloe.

“Mutual Masturbation,” jawab Chloe singkat. Amanda pun hanya menganggukan kepalanya.

“Dan sampai sekarang lo masih harus back street gitu dan pura-pura kayak bukan orang jadian di sekolah ini?” Tanya Cassie lagi. Aku benci ketika dia terus menginterogasiku seperti ini. Aku tuh sudah seperti tahanan saja. Sekali lagi aku hanya bisa menganggukan kepalaku.

“Oh my jar-jar blink. That’s so pathetic. I mean, yah paling nggak kan kalian bisa jalan berdua atau berangkat berdua. Tidak musti harus menampakan kemesraan kalian juga. Tapi paling nggak yah kalian nggak perlu se-invisible gini,” Cassie makin mendesakku.

“Sudahlah itu mungkin memang butuh waktu,” Amanda menepuk-nepuk pundakku.

“Iya, aku rasa dia memang butuh waktu” lanjutku.

“Butuh waktu buat dia bilang kalau dia itu bukan gay, dan sementara itu dia berpura-pura sebagai cowok straight. Oh come on Dave, kalau kamu mungkin bisa sabar, tapi enggak dengan kita. Coba kamu lihat ke arah pukul Sembilan!” perintah Chloe. Akupun menuruti permintaanya.

Ternyata disana ada Steffano sedang bersama Tiffany. Mereka terlihat begitu akrab, bahkan sekali-kali Tiffany bergelayutan di lengan Steffano. Sebenarnya aku cemburu, tapi aku berpura-pura biasa saja, agar teman-temanku tak tersulut emosinya.

“Adios mio! Dave, mereka benar-benar seperti orang pacaran.” Ucap Amanda, dia mencengkeram tangaku seperti geregetan.

“Oh fucking chill the fuck out! Is she Tiffany von der sloot?” Chloe memicingkan matanya ke arah Tiffany.

“Yeah, I guess.” Jawab Cassie.

“Owh Fuckwad! Gak di grup gak di dunia nyata dia emang bener-bener bitchy,” lanjut Chloe.

“Lah kan dari julukannya udah ketahuan. Tiffany Von der Sloot, yang sebenarnya Tiffany founder slut. Dan kalau di artikan jadi  Tiffany si ketua pelacur.” Sahut Cassie dengan seringaian lebar.

“Wait..wait.. emang kalian punya group apa sama dia?” Tanya Amanda kepada Cassie dan Chloe.

“Amanda, makanya kamu gaul donk! Kamu tau nggak soal SNB group yang suka nampilin beberapa hasil karyanya yang memang agak nggak mutu di majalah sekolah?” Amanda hanya menganggukan kepalanya. “Nah itulah group kami,” lanjut Chloe.

“Oh ya, itukan group yang terkadang bahasan beritanya menjurus ke arah sex or adult content?” aku bertanya ke mereka.

“Yep, that’s right! That’s why the goup be named as SNB, Sexy, Naughty and Bitchy,” Chloe menjawab dengan gesture seperti cewek penggoda. Bahkan dia menjulurkan lidahnya lalu menyapu tepian bibirnya.

“Ewww that so awkward,” Amanda menjulurkan lidahnya seperti mau muntah.

“Not just awkward. but fuckwad, fucking awkward!” Cassie menambahkan. Namun Chloe hanya tersenyum kemudian mengibas-ngibaskan kipasnya pada wajah kami semua.

“Look! Biarpun kalian mau bilang aku itu awkward aku bakalan tetap populer kok. Because I am a Diva in this school,” dia menyeringai lebar kea rah kami. Kemudian menatap kami dengan tatapan mengejek.

“Whatever,” jawab Amanda cepat.

Aku kembali mengalihkan pandanganku ke arah Stefano dan Tiffany. Mereka semakin menjadi. Sekarang Tiffany malah duduk di pangkuan Steffano dan mereka saling melempar tawa. Entah apa yang mereka bicarakan, yang jelas aku muak melihatnya. Akupun memutuskan untuk pergi dari tempatku sekarang.

“Dave, mau kemana?” Tanya Amanda. Mungkin dia akan tahu jawabnnya tanpa kuberi tahu. jadi aku memutuskan hanya diam saja dan terus berjalan meninggalkan mereka.

***

“Hahaha, did you jealous?” Tanya Jeremy setelah mendengar curhatanku. Aku memutuskan untuk bertemu dengannya di taman dekat rumah kompleknya. Aku kesana menggunakan taksi.

“Yeah of course.” Jawabku kesal, dengan santainya dia malah menertawaiku.

“I told you. Having a relationship with bisex is never getting works. Bisex is a horrible creatures. I don’t wanna be prejudice. But that’s the fact. Mereka kadang suka sama kita, tapi mereka juga bisa suka tuh sama lubang vagina. That’s why I hate bisex. Untung si Tyler udah bukan bisex lagi. Thanks Jesus, He is totally gay now,” Ucap Jeremy penuh semangat.

“Are you sure?” tanyaku ragu.

“Yeah ofcourse. Kemaren aku sengaja mau ngerjain dia. Apakah dia bener-bener udah jadi gay atau masih bisex. Jadi waktu itu aku ngajak salah satu teman cewek ku buat threesome bareng Tyler,”

“Are you insane?” selaku tak percaya.

“Oh..easy boy..easy!!” Jeremy mencoba menyuruhku untuk santai, padahal yang dia lakukan benar-benar hal yang tidak akan pernah ada dalam daftar otakku. “Dan pas kita masih foreplay sih,Tyler masih mau remas-remas dada temenku itu. Tapi pas di bagian dia harus ngejilat lubang vagina temenku dia nggak mau.  Dan yang paling bikin excited adalah, pas Tyler penetrasi ke vagina temenku. penisnya langsung loyo,hahaha, aku langsung ngakak. Yaudah deh karena udah terbukti, jadi aku suruh temenku pulang. And then, we do it. All night long. Oh god, kenapa aku selalu merindukannya, apalagi penisnya itu,” Jeremy berkata seperti hal yang lumrah. Padahal itu hal yang benar-benar bitchy.

“Oh shut your hole!” ucapku kesal. Kesal dalam artian, aku iri karena aku tidak seperti dia, yang bisa mendapat pasangan sesuai harapannya.

“Tenang Dave, kamu pasti bakalan dapet kok yang lebih baik dari Steffano. Percaya deh!” dia menepuk-nepuk pundakku.

“We are not broke up Jer,” jawabku tegas.

“Oh yeah, not yet but soon!” aku ingin memukulnya namun dia langsung lari ketika aku ingin memukul legannya.

“Screw you!” teriakku padanya. Namun dia malah meledek ke arahku dengan menjulurkan lidahnya. Dan ketika dia berbalik tubuhnya menabrak seorang pria.

“Helo sunshine,” ucap pria tersebut lalu mencium bibir Jeremy. Oh my dear God. Is he Tyler? Mukanya benar-benar mirip Michael Trevino. Dan badannya itu benar-benar WOW.

“Dear, this is my best Friend Dave, and Dave this is my Beloved Tyler,” Jeremy memperkenalkan kami, ketika aku sudah berada didekatnya lalu kami berjabat tangan.

“Oh ya, kalian mau jam berapa pulang?” Tanya Tyler.

“Terserah Dave,” lalu Jeremy merangkul tubuh Tyler dan menciumi lehernya. Ck, temenku yang satu ini memang benar-benar bitchy.

“Ehm… aku mau pulang sekarang. Besok soalnya hari pertama aku ujian semester dua,” ucapku.

“Oke. Biar aku antar kalau begitu,” tawar Tyler. Akupun menganggukan kepalaku dan kami berjalan menuju mobilnya yang terparkir di samping taman.

***

“Dave..Dave..Dave.. tunggu!” Steffano terus mengejarku yang berlari ke parkiran belakang sekolah. Selama seminggu ini aku benar-benar menghindarinya. Akhirnya dia bisa menghadangku.

“Kamu kenapa sih? udah seminggu ini kamu nggak ngangkat telepon dariku, terus chat ku nggak kamu balas, terus setiap aku mau nemuin kamu, kamu malah ngehindar. Emang aku salah apa sama kamu?” dia bertanya seakan-akan dia adalah orang yang tak pantas untuk tidak diperdulikan.

“Kamu pengen tahu jawabannya? Talk to yourself!” akupun menyingkirkan tanganya dan berniat pergi.

Namun Steffano menahanku.”Oh Dave, please don’t be like this. I love you. More than my own life,” dia memohon kepadaku.

“Screw you. I hate you. But I love you too. Kamu asik bemesraan dengan wanita lain. Sementara aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan dan memendam rasa sakit ini sendirian. Why you do this for me? Is it my love is not enough for you?” kali ini aku tidak mau menangis di depannya. Jeremy bilang kalau aku menangis itu tandanya aku menyerah.

“Oh..mmm..mmm yeah I do. I am kinda badass and Maybe I hurt you. I am sorry. But, trust me Dave! I love you,” dia lalu memeluk tubuhku dari belakang.

Aku sebenarnya kasihan, tapi rasa sakitku menginginkan bukti nyata darinya, “Oke then, bisa nggak kamu nggak usah pura-pura kalau kita nggak ada hubungan? I mean, nggak usah bermesraan juga, tapi paling tidak kamu nggak usah dekat-dekat dengan cewek manapun. Dan bisa nggak kamu memberitahu orang tuamu kalau kita punya hubungan?” dia masih diam saja,”nggak bisa kan?” lanjutku.

“Dave. Kamu tahu kan kalau aku itu belum siap buat coming out. Aku butuh waktu untuk itu,” dia lalu merenggankan pelukannya terhadapku.

Aku berbalik ke arahnya. “Perlu waktu dengan cara bermesraan dan bertingkah seakan kamu itu straight? Oh hell to the no. Steff, I love you. I think my life without you is so meaningless. But, come on aku juga perlu diangap. Aku nggak mau di anggap seperti mainan yang bisa kamu mainkan ketika butuh, dan kamu tinggalkan ketika kamu dapat mainan baru. Aku juga manusia, sebagai orang yang kamu cintai, aku ingin kamu hargai. Dengan cara tidak bermesraan dengan orang lain. Siapapun itu. Tapi apa? Kamu terus saja seperti ini,” sekuat mungkin aku menahan air mataku agar tidak jatuh.

“I’m sorry Dave. I am really sorry. Please don’t leave me! I love you so much,” dia meraih wajahku dan menempelkan dahinya ke dahiku. Aku melihat butiran air mata keluar dari matanya.

“No. I think we should broke up now!” bahkan dalam bayanganku aku sama sekali tidak pernah membayangkan kalau aku menginginkannya, tapi itulah kata-kata yang keluar dari mulutku.

“No..no.no. give me a second chance. I’ll be there for you. I love you Dave. Please don’t do that. I really,really love you,” dia memohon kepadaku. Bahkan sekarang dia sedang berlutut di hadapanku.

Entah ini perasaanku saja atau tidak. Tapi parkiran ini benar-benar sepi. Tak ada seorangpun yang lewat. Karena aku merasa kasihan pada Steffano, akhirnya aku meraih bahunya dan memeluk tubuhnya.

“Oke, I’ll give you a second chance,” Steffano menatapku tak percaya.

“Really?” aku hanya menganggukan kepalaku. “Thanks Dave,” lalu dia mencium bibirku, sangat lama.

***

Aku baru masuk sekolah setelah dua hari kemarin aku sibuk untuk mempersiapkan hal-hal untuk olimpiade sains yang akan berlangsung minggu depan. Itu artinya ketika anak-anak liburan sekolah maka aku akan mengikuti karantina selama sebulan kemudian baru mengikuti olimpiade tersebut.

Ketika aku masuk sekolah, banyak anak-anak yang menatapku dengan tatapan mengejek. Bahkan sebagian berbisik-bisik ketika aku berada di depannya. Aku tidak tahu apa penyebabnya, jadi lebih baik aku biarkan saja.

“Dave..Dave..Dave” paggil Amanda. Disana juga ada Cassie,Chloe dan entah siapa wanita satu lagi. Amanda menyuruhku untuk segera mendekat.

“Ada apasih Nda?” tanyaku heran. Aku benar-benar tidak tahu maksudnya. Bahakan Chloe pun menampakan wajah yang tidak secerah biasanya.

“Gawat! Foto kamu sama Steffano yang berciuman beredar di website sekolah,” kata-kata Amanda membuatku kehilangan keseimbangan. Dia menyerahkan Ipadnya kepadaku. Disitu terdapat sebuah thread yang berjudul “Gay couple in our school” dan itu membuat Kakiku terasa begitu lemas. Akupun memutuskan untuk duduk.

“Kok bisa?” tanyaku panik. Namun Mereka bertiga hanya menggeleng.

“Yang jelas, sebentar lagi lo bakalan di panggil sama Mr.P selaku guru konseling.” lanjut Cassie. Mr.P itu sebenarnya punya kepanjangan. Nama aslinya adalah Purnomo namun anak-anak lebih sering memanggilnya dengan sebutan Mr.P.

Benar saja, tak lama kemudian kak Morgan datang lalu memberitahukan kalau aku di panggil ke ruang konseling. Akupun hanya bisa menurut. Kak Morgan menggandengku dan berkata kalau semua akan baik-baik saja. Yang aku butuhkan hanya satu, kejujuran.

Dan ketika kami sudah sampai di depan ruang konseling kak Morgan mengetuk pintu ruangan tersebut. Suara dari dalam mempersilahkan kami masuk. Akhirnya kami berdua masuk ke dalam ruangan tersebut. Di situ sudah ada Steffano dan Mr.P. Kami pun di persilahkan duduk. Setelah kami duduk, dan mendengar penjelasan dari Mr.P tentang hal ini. Dia meminta agar kami jujur.

“Saya selaku konseling di sini tidak akan menyalahkan kalian sepenuhnya, karena masalah ini bukan kalian yang menyebarkan. Tapi kalian pelaku dalam kasus ini. Sekolah ini tidak akan melarang tentang apapun oriental seksual siswa disini. Tapi banyak orang tua yang sudah melihat berita ini. Dan mereka minta agar sekolah bertindak tegas. Tapi sekali lagi saya tekankan sekolah ini tidak memberikan hukuman hanya karena orientasi seksual siswa di katakan menyimpang. Jadi saya harus melakukan apa terhadap kalian ?” Tanya Mr.P.

Tidak ada jawaban yang keluar dari muut Steffano. Akupun bingung harus jawab apa. Namun tiba-tiba kak Morgan berpendapat, “Sebenarnya nggak ada yang perlu di beri hukuman dalam kasus ini. Karena  selain mereka itu bukan penyebar foto tersebut, mereka juga tidak bersalah apapun. Hanya saja pemikiran orang tua yang saya rasa kolot lah yang berfikiran untuk menghukum mereka. Lagian memangnya mereka bisa memilih kondisi seperti ini? Tidak kan. Jadi yang sebenarnya harus bapak panggil adalah orang yang menyebarkan berita ini,” kak Morgan memang orang yang sangat baik. Dan juga berfikiran terbuka. Beruntung Amanda mendapatkan dia.

“Kamu benar Morgan. Baiklah saya hanya menyarankan kepada kalian, lain kali kalau kalian ingin berciuman, jangan di tempat umum. Karena selain hubungan kalian ini lain dari yang lain, kan juga masih banyak orang yang berfikiran kalau hal-hal seperti itu masih tabu. Jadi saya hanya berpesan untuk lebih berhati-hati saja,” jelas Mr.P. Aku, Steffano dan kak Morgan hanya mengangguk-anggukan kepalaku saja.

“Baiklah, karena saya rasa pembicaraan kita sudah selesai. Saya meminta kalian untuk kembali ke kelas kalian masing-masing. Dan terima kasih untuk waktunya,” kami lalu berjabat tangan dengan Mr.P. kemudian  kami keluar dari ruangan konseling tersebut. Aku mendekat kea rah Steffano yang terlihat murung.

“Tenang Steff. Semuanya akan baik-baik saja. Mereka hanya butuh waktu,” aku mencoba menenangkannya dengan menepuk-nepuk pundaknya.

“Tapi Dave, aku masih belum siap menerima olok-olokan dari mereka. Aku nggak mau mereka tahu secepat ini, dan mereka pasti akan mengucilkanku,” suaranya terdengar sangat putus asa. Akupun menggengam tangannya.

“Semuanya akan kita lalui bersama,” aku menaruh genggaman tangan kami di depan dadanya. Dia hanya menganggukan kepalanya dan menampilkan senyuman yang di paksakan. Setelah itu kami berpisah. Aku berjalan ke kelasku sementara kak Morgan dan Steffano berjalan ke kelas mereka masing-masing.

“Jadi apa yang dilakukan oleh kalian selama itu di dalem sana?” Amanda berlari ke arahku dan bertanya antusias begitu melihatku sudah ada di depan pintu kelas.

“Apa si Mr.Penis itu ngapa-ngapain lo? Kalo iya sini biar gue botakin kepalanya yang cuman botak separo itu,” Cassie berkata geram.

“Dia nggak nyuruh kamu keluar dari sekolah ini kan Dave?” Tanya Chloe cemas.

“Gak mungkin lah Chloe. Di sekolah ini kan bebas mengenai orientasi seksual siswanya. Asal saling menghargai satu sama lain,” sahut seorang wanita yang aku tidak tahu itu siapa. Akupun hanya memandangnya heran. Namun wanita itu sepertinya merasa kalau aku mengamatinya, diapun angsung tersenyum ke arahku, “Belinda,” katanya sambil mengulurkan tanganya kepadaku. Akupun membalas uluran tangannya. Namun ketika aku hendak melepas jabatan tangan kami tiba-tiba dia menarik tanganku dan mencium kedua pipiku secara bergantian.

“Oops sorry,” dia tersenyum setelah jabatan kami terlepas dan juga setelah dia mendaratkan ciumannya di pipiku.

“Dasar gatel,” sahut Chloe kepada Belinda. “Dia anak IPA 2 Dave. Dia temen club designerku. Dia emang agak bitchy. Jadi kamu musti hati-hati yah sama dia,” Chloe melirik ke arah Belinda.

“Kayak lo nggak bitchy aja,” kata Belinda sambil mencibir.

“Udah-udah. Kalian ini ribut aja. Karena ini class meeting, gue mau ngumpul sama anak-anak cherios dulu. Mau ngebahas soal pertandingan cherios bulan depan. Emang kalian nggak ngadain pertemuan gitu” Tanya Cassie kepada kami.

“Oh iya aku lupa. Aku harus ke club drama. Mau latihan buat drama musical. Soalnya nanti pas anak kelas tiga kelulusan, kita harus tampil. Aku nggak mau pas kelulusan pacarku aku nggak tampil maksimal. Oke deh bye bye, muach,” Amanda mencium pipiku, lalu langsung pergi meninggalkan kami.

“Oh ya. Kita juga harus ngebahas buat rancangan untuk acara Jakarta fashion show kan Bel? Yasudah ayo kita pergi!” Chloe menarik tangan Belinda, lalu mereka pergi.

“Lo gak ada acara Dave?” Tanya Cassie. Aku menggelengkan kepalaku.

“Kan selama dua hari kemarin kita udah meeting dan ngebahas semuanya, jadi hari ini nggak ada pertemuan,” jawabku. Cassie pun mengangguk-anggukan kepalanya.

“Okedeh, kalo gitu gue pergi dulu yah, bye bye,” dia melambaikan tangannya lalu pergi.

Akupun beranjak dari tempatku berdiri kemudian memutuskan untuk ke Library. Biasanya kalau sedang tidak ada pelajaran ataupun kegiatan aku memutuskan untuk membaca buku disana. Baik itu buku pelajaran maupun novel. Namun ketika aku sampai di perpustakaan, banyak pasang mata melihat aneh terhadapku. Seakan-akan aku itu makhluk yang mengerikan dan patut di hindari. Bahkan diantara mereka ada yang terang-terangan meledekku dengan sebutan banci. Akupun tidak menghiraukannya, dan tetap berjalan ke rak buku yang ingin aku baca.

Setelah hampir dua jam aku berkutat dengan buku sience dan juga math, aku memutuskan untuk pergi ke Jiscaf karena perutku merasa lapar. Akupun menaruh buku yang tadi kupinjam ke tempat semula, lalu beranjak keluar dari Library.

Suasana Jiscaf hari ini lumayan sepi. Mungkin karena banyak murid yang sedang mengadakan pertemuan club, jadilah suasana disini sangat sepi. Hanya ada beberapa sekelompok murid saja. Aku berjalan menuju antrian makanan. Karena selain menjual makanan, Jiscaf ini juga tempat untuk lunch gatis yang di fasilitasi oleh sekolah. Jadi kita bisa mendapatkan lunch secara gratis. Tapi kalau tidak mau atau tidak suka dengan menunya kita bisa memesan. Tapi yah memang kita harus bayar.

Setelah aku memesan makanan. Aku membawa nampan berisi sandwich dan juga lemonade float ku ke meja yang akan aku tuju. Namun ternyata ada Steffano dan dua temannya disitu. Akupun hanya melewatinya tanpa menegur Steffano. Tapi tiba-tiba temannya itu berdiri dihadapanku.

“Oh jadi ini yah si banci kaleng yang maksa buat nyium lo?” apa dia bilang? Banci kaleng? Sumpah seumur hidupku aku baru pertama kali dikatain dengan kata-kata seperti itu. Apalagi dengan orang yang sama sekali tak mengenalku. Tapi dengan sok taunya dia malah men-judge ku seperti ini.

Akupun malas menanggapinya jadi aku menyingkirkan tubuh orang itu. Tapi dia malah mencengkeram tanganku. “Let go off me!” seruku padanya, namun dia malah makin mencengkeram tangan kananku. Akhirnya nampan yang ada di tangan kiriku terjatuh. Akupun mendorong, tubuh anak lelaki itu.

“What are you doing? Are you mad?” tayaku berang, karena tanganku benar-benar terasa sangat sakit.

“Masih nanya kenapa? Lo udah bikin temen kita jadi gay. Hey.. kalo lo itu gay jangan ngajak-ngajak temen kita donk. Lo gay sendiri aja sono! Dasar gay biadab,” serunya di depan mataku. Dan reflex aku langsung memukul muka lelaki tersebut dan membuatnya menunduk kesakitan.

Kemudian teman Steffano yang satunya berdiri dan berjalan ke arahku. “Berani beraninya lo nonjok temen gue. Lo tuh udah salah, masih aja belagu,” katanya menunjuk-nujuk ke arahku. Kulihat Steffano hanya duduk diam saja. Akupun merasa muak karena aku di tuduh bersalah.

“Hey, asal kalian tau yah. Memang aku apa yang nyium Steffano? Coba kalian Tanya sama temen kalian sendiri!” bentakku pada mereka.

Lalu teman Steffano mendengus ke arahku kemudian dia memalingkan pandangannya ke Steffano, “Jadi sebenernya yang nyium itu lo atau dia sih?” Tanya teman Steffano padanya. Steffano masih diam namun matanya menatap nanar ke arahku. “Dia lah. masa gue. Lo tau kan gue itu straight dan dia yang gay,” Boom. Apa barusan dia bilang? Aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang barusan di katakan oleh Steffano. Dia tega berbohong, demi menjaga nama baiknya, agar dia tetap mendapat predikat cowok straight. Padahal dia sendiri yang waktu itu menciumku. Aku pun geram, lalu aku berjalan ke arahnya.

“Hey, kamu lupa yah kalau kamu yang menciumku? Atau kamu pura-pura lupa supaya teman kamu percaya kalau kamu itu straight? Ck. Aku benar-benar salah menilaimu Steff,” tiba-tiba saja ada yang mencengkeram lenganku.

“Alah udah lo berisik aja. Dasar banci! Sekali lagi lo berkoar, gue pukul lo,” ancamnya padaku. Namun aku tidak takut. Aku ingin tahu seberapa besar kepedulian Steffano padaku. Aku ingin tahu apa yang akan dia lakukan ketika melihat aku disakiti.

“Oke. If you gonna punch me on my face. Then please!” aku memiringkan wajahku kepadanya, agar dia lebih gampang memukulku.

“Oke,” Bugh….. satu pukulan keras menghantam daguku. Itu membuatu kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Kemudian teman Steffano yang tadi aku pukul memegangi tanganku. Mereka ingin mengeroyokku. Aku melihat ke arah Steffano. Dia berdiri tapi tidak melakukan apa-apa. Dia terlihat bingung.

Cowok yang tadi memukulku mendekatiku. Akupun di paksa berdiri dengan posisi tangan yang dipegangi kebelakang oleh temannya. Dan ketika cowok itu hendak memukulku tiba-tiba ada sesuatu mengenainya, yang membuat dia merintih kesakitan.

Dan ternyata itu adalah wedges, yang kutahu itu milik Chloe, “Woooyyyyyy” teriak suara seseorang sangat keras. Dan ternyata itu suara Chloe, tapi suaranya terdengar begitu jantan. Aku saja sampai kaget. Lalu dia berlari ke arahku. Dan langsung naik ke punggung cowok yang memukulku. Sementara itu Cassie berlari menuju cowok yang memegangi tananku. Cassie langsung memiting tangan cowok itu dan memukuli wajahnya. Amanda berlari ke arahku sambil teriak-teriak kemudian dia membantuku berdiri kembali karena tadi sempat terjatuh.

“Kamu nggak apa-apa kan Dave?” Tanya Amanda. Aku hanya menganggukan kepalaku lemah. Lalu Amanda membantuku berjalan menjauh dari situ.

“Nda. Cassie sama Chloe gimana? Mereka berantem lho,” ucapku lirih, karena pukulan di daguku tadi begitu sakit.

“Sudah biarin. Mereka pasti bisa mengatasinya kok. Lagian pasti sekarang sudah ada yag melaporkan kasus ini. Jadi lebih baik kamu ikut aku ke ruang pengobatan,” dia menarikku makin menjauh.

Kulihat pertarungan makin sengit. Tapi sepertinya teman Steffano kalah oleh Chloe dan Cassie. Aku melihat ke arah Steffano sekali lagi. Dia menatapku dengan tatapan sayu dan menyesal. Akupun langsung mengalihkan pandanganku karena aku benci padanya. Ternyata rasa takutnya melebihi rasa cintanya padaku. Jadi lebih baik kita menyudahi hubungan yang baru kita jalin ini. Beginning to the end.

 

-To be Continued to Perkamen Nine-

Hola Semuanya..

Onew is back. bawa Chapter 8. sorry yah kalo lama, habis Onew udah fix kalau bakalan ngepost satu minggu sekali. jadi mulai kedepannya musti nunggu satu minggu buat kelanjutannya yah. oke oke???

oh ya aku mau berterima kasih buat semua yang komen. thanks guys. pokoknya di perkamen ini komennya harus lebih banyak. ‘kay?hahaha

sorry kalau part kali ini gak bagus dan banyak typo. sorry juga kalo sex scenenya gak bagus. aku kan se expert si Rendi,hahaha

oke deh. happy reading yoo. jangan lupa komen yah!

Adios!!!

Yours Truly

Onew Feuerriegel

50 komentar di “Floque – Perkamen 8

  1. ,mmm .. gmna yah ? kayanya untuk yg skrg feel nya kurang dapet ..
    ,and ada satu scene super duper fucking to the EWW yang aku kurang suka .. absurd banget sampe steff minta second chance .. tapi dari dia meminta itu aku udh duga selanjutnya kaya gmana .. and AH-HA sesuai prediksi aku kalo si hubungan mereka exposed .. jadi ngga heran deh soalnya alur cerita seperti ini udh klise dan umum .. di BL stories tentunya ..
    ,belum ada plus point menurut aku .. because it happens a lot in the other stories .. malah mungkin ini minus point nya ..
    ,and I have one question .. berapa banyak chapters yg kmu targettin skrg ?
    ,and mana sinopsis yg aku minta ? you haven’t giving it yet to me ..
    ,well , good luck aja untuk next chapternya ..
    ,aku suka , cmn alurnya itu trlalu mudah diprediksi ..
    ,itu aja deh, aku gk akan kasih any compliment , karena sejauh ini belum ada yg WOW menurutku .. gatau deh yg lain .. opini seseorg itu kan berbeda beda ..
    ,udah ah , udah kepanjangan .. ntar takut dikasih mobil lagi krn komen aku kepanjangan .. hhah :p

    • Gak tau knp komen kali ini komen ruka yg paling beda. biasa.a kan komen.a khas2 anak SMA tapi kali ini kok kliatan lbih dewasa. hayyooo minum obat penua yah?hahaha

      thanks Ruka buat semua saran.a. nanti aku coba buat bikin yg gak mainstream, hehehe

      *lempar mobil ke Ruka* hahaha

  2. dr perkamen 1-8
    yg ini yg plg boring
    alur ceritanya mudah di tebak
    ==
    but its ok lah gx terlalu bnyk tiponya
    update ceritanya lama bngt seminggu sekali==
    eh new cerita stromy day rendi kok di fb ud kelar y ud sampe chap12?
    ad yg bajak kah?

    • Boring yah??
      coba kamu baca.a sambil mandangin poto aku, pasti gak boring deh,hahaha

      iyah nanti aku bikin biar gak ketebak deh. aku bikin Dave mati aja gimana? kan seru tuh,wkwkwk

      gak ada yg bajak kok. tapi klo udh tau yah udah cukup tau aja gtu. gak usah nge-broadcast okay stef?

      baru nyadar klo nama kamu sama kaya tokoh disini,hahaha
      thanks udh komen btw.. 🙂

  3. Damn stef, rite . . . See . . . What i said ? Better dave with me #eh i mean with panca . . . Net gwe bete ni bcanya u know me so well #eh i mean co by accident itu memang bad bad bad . . . Gw jd inged ma my x kan net, tanggung jwb . . . Eh bdw kalo jadi gath ma eyang jitakin dia n buat papah jgn lupa buad ksh nafkah buat mama . . .

    • ahh lo mah bete mulu.hahah

      iyah2 gue tau kok. gara2 mantan lo co ke ortu lo trus lo diusir dan skrg lo jadi gelandangan kan?hahaha

      nanti klo mau ngemis ke rumah gue bilang2 yah. tar gue kasih sesuatu,haha

      mau oleh2 apa sa?

  4. ,gada yg bajak kok .. kalo udh tau .. shhh aja okee ?? kan gak asik klo yg belum tau udah tau dluan nya dri yg lain …
    ,ini kan tempat resminya .. bagi yang tau cukup bungkam mulut aja .. oke ?? #nyiapin lakban :p

    • Iyah, doakan saja semoga proses lahiranku lancar, biar bisa cepet2 ngelanjutin cerita.a,eehhh hahaha

      makasih udah komen yah, hehe :-p

  5. Tuh kan! Dari awal emang gue gak suka sama steffano! Onew batu nih. Malah dibikin jadian sama Dave. Kan kasian Dave. Mending sama Panca aja. Atau sama gue sini. Hehehe
    Oiya New, itu yang waktu di Jiscaf. Steffano ngebantah kalo dia gay. Dan menyebut dirinya ‘straight’. Rasanya aneh aja kalo pake istilah itu. Lebih baik pake istilah ‘normal’. Kan aneh aja cowok normal nyebut dirinya ‘straight’. Itu kan hanya istilah dari kita untuk cowok yang yahh normal..
    Yapss.. sekian komentar saya yang sedikit ini. Terus dilanjutin ya ceritanya. Seminggu itu terlalu lama New. Seminggu 2x deh.. *maksa*

    • Kamu mau jadian sama Dave? nanti dimarahin lho sama Allan… *spoiler* hahaha

      mending rama sama shinta aja sono,hahaha

      ehm sebener.a straight itu emang bahasa universal kok. i mean, bnyak cowok normal bilang klo diri.a straight. jadi bahasa straight bkn hanya diketahui oleh kaum gay aja.hehe itusih yg aku tau. gak tau deh klo di lingkunganmu gmn,hahaha

      seminggu dua kali? wani piro?haha
      nulis itu susah tau. terutama pas nyari ide. jadi harap maklum klo lama,hahaha

  6. Ada dialognya yang bikin aku teringat dengan kenangan lamaku… Dialog steffano memelas ketika dev minta putus… Huff… Kadang aku merasa muak mendengar kalimat – kalimat munafuck itu yang pernah diucapkan mantanku.
    Walaupun bad memory, tapi baguslah…
    Jadi penasaran dengan kelanjutan ceritanya…
    Feel nya oke, intriknya oke, romantisnya oke, penjiwaannya juga oke… Tapi sayang, adegan sex nya kurang ngena…. Semoga kelanjutannya ada adegan sex yang begitu bisa dijiwai sepenuh hati. Hahaha…..

    • Maaf yah bang, jadi membuka luka lama deh,hahaha

      tuh kan, aku kan udh bilang aku gak expert soal begituan,hahaha

      nanti deh aku praktekin dulu biar lebih ngena adegan.a,hahaha

      pacar mana pacar???hahaha

  7. Steffano jahat banget siiih!!!!!
    sok Straight!!!
    Straight Muna-Fuck gituu jugaaa!!!!!
    poor Dave, minta dipeluk sama kakak Onew ajaaa dah, hehehe

  8. Gw suka bagian ini…. Dave mewakili perasaan gw saat ini, I love you. I think my life without you is so meaningless. But, come on aku juga perlu diangap. Aku nggak mau di anggap seperti mainan yang bisa kamu mainkan ketika butuh, dan kamu tinggalkan ketika kamu dapat mainan baru. Aku juga manusia, sebagai orang yang kamu cintai, aku ingin kamu hargai. Dengan cara tidak bermesraan dengan orang lain. Siapapun itu. Tapi apa? Kamu terus saja seperti ini,” 😦

  9. Steffano, bener* keterlaluan, Steffano hanyalah seorang lelaki pengecut yang lari dari masalahnya’ Dan gkk berani bertanggung jawab atas apa yang udah Steffano laku’iin sama Dave.
    Buat Dave sabar ajhaya 😦

    • Iyatuh za, omelin aja Steffano.a! aku tetep dukung kamu kok.

      go Reza..go Reza..go…go…*duduk sambil mkn pop corn, hahaha

      makasih yah udh komen…:-)

  10. hohoho mulai intrik, kalo menurut gue bagus kok, gak masalah bs diprediksi apa engga. Gue cek blog ini khusus buat liat ini cerita loh, kalo ceritanya rendy sih udah gue baca ditmpat lain hahaha

  11. FUCK YOU STEFF.!! argghh dia bikin aku geregetan banget sampe” bantal aku tarik sampe robek dikit. abisnya si steff cemen si masa gitu aja lngsng nyerah. yang minta balikan siapa yg ga ngaku siapa. hiiiii… pokoknya illfeel sm orang muna kaya dia.

    hahaha commentku berapi” ya kak? haha emng gitu aku jd maklumi aja. ceritanya bagus dan tetep buat aku penasaran sm kelanjutannya. lanjutkan ya kak.

    kak knp 1 minggu? kelamaan.. udh ga sabar mau liat endingnya hehehe 😀

    • Ya ampun bantal.a sampe penuh iler gtu dean,haha

      cuci sana cuci!,wkwkwk

      iyah, makasih-makasih yah!
      oh ya waktu itu kamu pernah nanya we chat or line ku kan? aq ada sih. cuman klo we chat pale nama asliku, jadi aku kasih kamu akun line ku aja yah,hehe

      kamu bisa cek kok di perkamen 7. aq udh kasih kamu dstu,hehe

      karena nulis itu gak gampang lho dean. apalagi pas nyari ide.a. sumpah deh beneran gampang2 susah,haha

      lagian ending.a masih lama. mungkin tahun depan,hahaha

  12. slam knal onew 😀
    dua hari kelar jga bca F.perkamenya biasa baca yg rendi kmaren iseng pngen liat lapak.a onew eh tau.a malah kecanduan baca. hehe
    ide.a dari mana si new imajinasi, pengalaman di I.S dulunya atau cerita temen hehe *kepo

    • Salam kenal juga Roby..
      nama kamu sama kaya nama temen SMP ku yg super bandel,hahaha

      mudah2an kamu gak bandel kaya dia yah,wkwkwk

      ketagihan?
      kayak ML donk?wkwwk makasi udh baca cerita abal-abalku,hehe

      ide yah, banyak sih ada dari beberapa aspek. yg jelas banyak deh pokok.a,hehehe

      • yaudah panggilnya adsen aja
        Roby.a udah tercemar haha
        tpi kya.a bandel deh klw udah waktu nya ……. sama pacar 😀

        ngga bda dikit new klw ML tuh pake sangat depan.a
        mudah2.n bner kelar.a taun dpan sesuatu berkah bnget 😀

        • Oke deh adsen. oh ya nama.a jadi mirip kaya nama kalo kita gak masuk yah,hahaha

          cieeee yg udah punya pacar. kenalin donk ke aku. siapa tau dia jatuh cinta sama aku,hahahaha
          *di lempar dildo*

          Oh my gay, kamu udah pernah ML yah? ciieee selamat deh yah. tuh lubang sudah ada yg mengisi atau kamu yg mengisi lubang pacar kamu? *gantian kepo* wkwkwkwk

          • ga ah takut nanti onewnya kecantol haha,
            gila ni onew gak terlalu umum apa tnya di ruang publik gini
            -,-
            tpi kyanya mau tau banget ya kamu :p
            prisinsip kita tu saling new saling berbagi, fahmi, gtu lah termasuk itu jga saling mengisi dan diisi he *dan jgn sampai bertnya apa gaya favorite kamu, berapa ukuran itu
            kamu, berapa ukuran punya pacar kamu haha

            • Iihhh so sweet…

              ayo ayo kasih tau aku lagi yah!
              kali aja aku bisa belajar dari kalian,hahaha

              salam buat pacarmu yah, bilangin dapet kecup basah dari aku,eehhh *digetok adsen* haha

  13. ah,,, lega rasanya,,, akhirnya bisa komen juga,,, ignore ignore
    ceritanya nyebelin, membuka kenangan lama,, kini aku jadi merasa brslh dan membenci diriku, LAGI??
    Thanks Onew pake banget mlh, 😦
    sikap yg diambil si Stef sama kyk aku dulu, bedanya aku gk ngemis2 minta balikan trus nyakitin,,,
    chap slnjtnya jgn ampe ada adegan ngemis2 minta maaf,, oke? chiao!
    #zack coming back
    #lemparin alpenliebe

  14. karena gk ada kerjaan, aku baca lg ni cerita,,,
    dan GAWD,, baru nyadar kalo ada nama BELINDA disitu,, dia kan adiknya Zavan kalo gk slh,, stlh DAN (kakaknya And), skrg muncul BELINDA,, knp aku gk ngeh pas pertama baca ya,,,

Tinggalkan Balasan ke onewarchiesta Batalkan balasan